Sebenarnya
manusia telah mencurahkan perhatian dan usahanya yang sangat besar untuk
mengetahui dirinya. Kendatipun kita memiliki perbendaharaan yang cukup banyak
dari hasil penelitian para ilmuan, fisolof, sastrawan, dan para ahli bidang
kerohanian sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia) hanya mampu mengetahui
beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara
utuh, yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian – bagian
tertentu. Dan itu pun pada hakekatnya dibagi lagi menurut tatacara kita
sendiri. Pada hakekatnya kebanyakan pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang
mempelajari manusia – kepada diri mereka – hingga kini masih tetap tanpa jawab
!
Mempelajari
manusia memang tak akan ada habisnya. Tulang yang terbungkus kulit, daging dan
diberikan roh ini memiliki keunikan dan keragaman masing – masing.
Tidak ada
satupun manusia didunia ini yang memiliki bentuk wajah yang sama persis. Orang
kembar identik sekalipun pasti memiliki perbedaan. Kontur wajahnya, perbedaan
ketika mereka tersenyum atau tertawa dan perbedaan lainnya. Lebih jauh lagi
tentu mereka memiliki perbedaan sifat atau karakter yang dimilikinya.
Mempelajarimanusia
adalah suatu hal yang sangat susah dilakukan. Apalagi menggali kemampuan terpendam
yang dimiliki manusia. Untuk kita mengetahui diri kita saja kadang masih
mengalami kebingungan dan kebuntuan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan,
Siapa diri kita?
Beberapa teori
disuguhkan kepada kita tentang bagaimana mengenali diri kita dan menggali
potensi yang kita miliki. Bermacam pelatihan disodorkan untuk mencapai manusia
yang mengerti dirinya.
Pada
kenyataannya, tetap saja, ketika kita dihadapkan pada masalah yang sebenarnya
sederhana dan kita mengetahui bagaimana memutuskannya, kadang kala kita masih
banyak pertimbangan dan pada akhirnya ragu untuk memutuskannya. Bila ia sudah
mengenal dirinya, tentu bukan perkara yang susah untuk mengambil keputusan atau
mengatasi masalah yang dialami.
Manusia dibekali Allah SWT, sifat,
pikiran,perasaan dan keinginan. Keempat hal itu saling mempengaruhi. Namun,
tentu semua itu yang mengendalikan atau yang membuat “bayangan”, akan sesuatu yang ada dalam diri kita adalah pikiran.
Pikiran kita
akan mempengaruhi emosi kita, dari emosi akan berkembang menjadi sebuah
tindakan , dan dari tindakan itu akan memunculkan berbagai konsekwensi atau hal
– hal apa saja yang dapat menimpa kita.
Pikiran kita
merupakan anugerah yang luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada manusia.
Dengan pikiran kita bisa tertawa, menangis, sedih, gembira, marah, memiliki
ambisi dan keinginan. Dengan pikiran pula dapat menjadikan diri kita seorang
pahlawan atau pecundang.
Dengan
pikiran, kita bisa menjadi seorang yang dihormati atau disepelekan menjadi
orang yang sukses atau gagal dan sebagainya.
INTINYA
Pikiran
adalah bagian dalam diri kita,
seharusnya kitalah yang mengendalikan pikiran, bukan pikiran yang menguasai
semua elemen yang ada dalam diri kita, seperti emosi, perasaan, ambisi,
keinginan dan lain sebagainya bisa berubah seketika jika pikiran kita terganggu
atau mendapat stimulan yang negatif dari luar.
Disinilah
bagaimana kita melatih, bagaimana mengendalikan pikiran agar segenap rasa yang
ada dalam diri kita tidak terpengaruh dan tetap pada jalur yang semestinya.
Pikiran kita akan membentuk keadaan atau realita sesuai dengan apa yang kita
pikirkan. Bila kita berfikir bahwa kita akan gagal, kita akan menjadi orang
yang gagal, kalau kita berfikir, “Ah ….susah saya gak bisa,” selamanya
kita tidak akan bisa melakukan.
Kalau dalam
istilah yang sekarang lagi trend disebut Law
of attraction (hukum ketertarikan).
Pikiran kita akan menarik dan membentuk realitas seperti apa yang kita
pikirkan. “Jadi tidak ada sesuatupun yang baik atau buruk , hanya pikiran kita
kitalah yang menjadikan demikian”.tentu, hal ini terlepas dari baik dan
buruk atau apa yang diperbolehkan atau diharamkan oleh Allah SWT. “Benar, saya mulai menciptakan pikiran –
pikiran yang membahagiakan, saya tidak lagi berfikiran untuk menciptakan
keadaan yang membuat saya marah”.
Pikiran kita dapat
mempengaruhi seluruh elemen yang ada dalam diri kita, mulai dari yang sifatnya
fisik sampai psikis. Dengan melihat kenyataan itu, pikiran memacu emosi kita. Ada sebuah pernyataan “ Pada saat itu saya benar – benar
dikendalikan oleh pikiran dan perasaan saya, saya benar – benar tidak bisa
menguasai diri saya”.
Bebaskan pikiran kita, Yakinkan dalam diri anda bahwa anda adalah
orang yang baik dan anda berhak mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia
ini, sebuah hubungan yang kita bina seharusnya memberikan kebaikan,
kebahagiaan dan semangat. Bukan sebaliknya, hubungan justru mendatangkan
kesedihan, penyesalan dan hilangnya semangat.
Memang, kadang manusia mengenal dirinya,
tapi tidak mampu untuk menguasai dirinya. Kalau manusia mampu menguasai dirinya
maka dia benar – benar mengenal dirinya.
Dengan
berbagai kepentingan yang ada dalam dirinya, ia rela melepaskan apa yang
seharusnya menjadi bagian dalam dirinya. Lambat laun, ia akan dengan mudah akan
dikuasai nafsu, emosi, ambisi, dan kepentingan pribadi sehingga ia menjadi
orang yang mengenal dirinya tapi tidak mampu menguasainya.
Allah SWT, ini
memuliakan kita dalam firman-Nya :
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang
Telah kami ciptakan.(Qs. Al-Isra’
(17) ayat 70)
Ketahuilah
anda adalah orang yang luar biasa, hanya saja mungkin anda belum mengetahuinya.
Anda mempunyai bakat dan kemampuan terpendam yang menakjubkan, yang jika anda
gali dan anda gunakan dengan benar akan mengantarkan pada kehidupan yang anda
inginkan.
Sadari, anda
dikelilingi berbagai macam peluang, kesempatan serta kemungkinan untuk meraih
apa yang anda impikan. Peluang dan kesempatan anda untuk menjadi orang besar
sangat tak terbatas. Justru yang membatasi adalah diri anda dan pikiran –
pikiran anda sendiri. Tanamkan dalam diri anda, bahwa “Anda akan menjadi orang seperti yang anda impikan”.
Hal ini sangat
beralasan, sebab Allah SWT, telah memberikan berbagai kemudahan bagi manusia”.
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah
tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab
yang memberi penerangan. (Qs. Luqman (31) ayat 20)
“Satu
– satunya alat ukur yang dapat membuktikan bahwa sesuatu itu mampu dilakukan
adalah : orang lain pernah melakukan”. Artinya, bahwa anda memiliki kesempatan
yang sama untuk dapat melakukan apa yang orang bisa lakukan. Memang, setiap
manusia dianugerahi kemampuan yang berbeda, permasalahannya adalah kadang
muncul pemikiran “ah…saya tidak punya keahlian, ah…saya memiliki kekurangan,
ah…saya ini dan itu dan sebagainya”.
Tanyakan dalam
diri, dengan keluhan yang demikian berarti anda tidak mensyukuri apa yang
diberikan Allah SWT.
Anda
mengatakan demikian karena anda belum menyadari bahwa anda adalah makhluk
istimewa. Anda memiliki keunikan yang orang lain tidak miliki, coba anda gali
lebih dalam lagi dan kenali lebih jauh lagi diri anda. Tanyakan, siapakah saya ?
Ketika muncul
pertanyaan, siapakah saya ? banyak
yang menjawab, “oh…saya orangnya
temperamental, tegas, pantang menarik omongan, familier dan supel, saya begini
dan begitu. Berarti anda mendiskripsikan diri anda atau sifat yang anda miliki,
belum menjawab pertanyaan yang hakiki siapa anda sebenarnya ?
Seandainya saya ditanya demikian, maka
saya akan menjawab. “Saya adalah hamba
Allah SWT, yang beruntung. Saya adalah hamba Allah yang dianugerahi kelebihan
dan kenikmatan. Saya adalah seorang yang memiliki manfaat bagi orang lain. Saya
adalah sumber ide, pemikiran dan dapat memberikan peluang bagi orang lain untuk
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang yang lain. Saya adalah hamba Allah
SWT, yang selalu mensyukuri setiap nikmat yang diberikan. Dan saya adalah hamba
Allah SWT, yang memiliki misi mengapa saya diciptakan”.
Tidak bisa
juga dipungkiri, sekalipun kita sudah menanamkan keyakinan dan selalu berfikir
dengan menciptakan keadaan yang menyenangkan, tetap saja kita masih dihadapkan
pada sebuah kenyataan yang bisa saja melemahkan apa yang sudah terbentuk dalam
pikiran kita.
Hukum Ekspektasi, mengatakan, “apapun yang anda harapkan dengan segenap
keyakinan, akan menjadi ramalan yang menjadi kenyataan dengan sendirinya”.
Jika setiap saat anda mengharapkan bahwa anda akan mencapai kesuksesan dimasa
depan, dan hal itu disertai tindakan maka anda akan menjadi orang sukses.
Harapan anda akan menentukan sikap anda. Dan sikap anda akan mempengaruhi orang
lain untuk memperlakukan anda sesuai dengan apa yang anda pikirkan.
Sedangkan
berdasarkan hukum daya tarik, bahwa
anda adalah “magnet hidup” . Apa yang anda pikirkan akan mempengaruhi
alam. Semakin anda memikirkan sesuatu yang anda inginkan, semakin
bersemangat anda mencapainya. Dengan keadaan yang demikian anda menciptakan medan magnet yang luar
biasa sehingga dapat menghantarkan anda kepada apa yang anda inginkan.
Anda adalah
diri anda, bukan menjadi orang lain atau pura – pura menjadi diri anda.
Mengenal siapa kita tidak sekedar mengetahui sifat serta kelemahan dan
kelebihan kita.
Orang yang
mengerti siapa dirinya adalah orang yang memiliki tujuan hidup dan mengerti
tugas dan tanggung jawabnya didunia, orang yang dapat berani memulai dengan apa
yang dia punya, yang mampu mendamaikan hati dan pikirannya, yang mampu merubah
kesempitan menjadi kesempatan, yang bisa merubah kelemahan menjadi kelebihan,
yang dapat merubah kesedihan menjadi kebahagiaan, yang merubah kesia – siaan
menjadi suatu yang berharga, yang berani mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.
Dengan
segala sesuatu yang ada pada diri anda, jadikan diri anda istimewa, seperti
Allah SWT menciptakan diri anda dengan istimewa. Oleh karenanya, syukuri apa
yang melekat pada diri anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar